Jumat, 30 Oktober 2020

Bahasa Ngapak: Ader, Arikling, Bah & Ngawag

 Hai, teman-teman.... Mari kita belajar bahasa Ngapak.

*dok pribadi
 

Sesuai janjiku kemarin, mulai hari ini aku akan mengajarkan pada kamu bagaimana berbahasa ngapak. Aku harap jika ada pertanyaan, kamu tidak bertanya, “apa bahasa ngapaknya selamat pagi, selamat siang atau selamat malam.” Karena di kehidupan sosial kami tidak memiliki yang seperti itu, atau sebenarnya ada tapi kita tidak terbiasa memraktekannya. Hari ini aku akan memberitahu kamu beberapa diksi-diksi unik yang ada di kota Brebes. Ada empat kata untuk hari ini. Iya, tidak usah banyak-banyak belajarnya, supaya kamu bisa mudah untuk mengingatnya. Anyway, jika kamu bukan tipikal orang yang suka membaca, maka saya sarankan untuk tonton videonya di channel youtube saya, atau kamu bisa langsung klik link ini. 

 

Ok pertama, pernah engga kamu mengucapkan kata yang secara reflek diucapkan ketika sedang menonton bola. Misal (ini misal ya, tolong jangan tersinggung) Eden Hazard sudah dalam posisi satu lawan satu sama kiper lawan, terus dia gagal menceploskan bola itu ke dalam gawang. Apa yang kamu katakan? Pasti antara, “gobloook” “anjiiiiing” atau  apapun kata yang kamu suka. Nah, di bahasa ngapak, kita mengenal kata “Arikling”. Dibaca apa adanya ya. I mean, kamu tidak perlu membacanya dengan prononsasi “Eraiklaing” kecuali kalau kamu adalah orang Amerika yang sedang belajar bahasa ngapak. Nah, dalam situasi yang sama (menonton bola) kita sering secara reflek mengatakan arikling dengan intonasi yang bermacam-macam. Ada yang singkat; ARIKLING ! ada pula yang panjang di bagian akhirnya; ARIKLIIIIIING.

            Arikling juga bisa kamu pakai saat hasil dari kerjaan kamu tidak sesuai standar yang diberlakukan atau demand yang dibebankan. Contoh saja, saat kamu diberi mandat untuk mengalahkan Madara Uchiha tapi baru kena sekali pukul aja kamu sudah kalah, nah di momen tersebut kamu boleh tuh untuk memaki dirimu sendiri dengan, “arikling.”

            Eits, tapi bukan berarti arikling mempunyai arti kasar ya. Entahlah dalam bahasa Indonesianya apa, tapi mungkin mendekati kata “payah”. Misalnya lagi nih, “Koen arikling nemen sih dadi uwong”. Bahasa Indonesianya adalah kamu kok jadi orang arikling (payah) banget sih. Hal itu terjadi dalam konteks misalkan aku yang sudah berumur 23 tahun, sudah sekolah dari tingkat SD sampai S-1 tapi tetap saja belum bisa mengerti pelajaran Matematika. Nah, dalam konteks yang seperti itu, kamu boleh mengatakan, “koen arikling nemen sih dadi uwong.” Atau bisa juga, “Arikling, Matematika kan gampang masa engga bisa.”

            Kedua, ngawag. Kata ini diucapkan saat kamu berurusan, bertemu atau bersinggungan dengan orang yang tidak tahu aturan. Saat ada orang yang seperti itu, sudah bisa dipastikan bahwa orang tersebut adalah orang yang ngawag. Dalam kata lain, ngawag juga bisa diartikan sebagai “sembarangan”. Contoh;

“Eh, kamu udah tua kok belum nikah-nikah tho?” Kata Agus

“Ya, emang kenapa?” Tanya Tina

“Nanti keburu meninggal, ngga sempet ngerasain kawin.” Kata Agus lagi.

“Heh, ngawag banget omongannya yakin.” Timpal si Tuti.

Kata atau diksi ini juga memiliki konteks yang lain. Bisa digunakan untuk mengartikan “ngarang” dalam bahasa Indonesia. “Kamu ngarang jawaban ya?” itu bisa dikatakan dengan “Koen njawabe ngawag ya?”

            Ketiga, Ader.

Namanya orang Indonesia itu umumnya memiliki dua sifat dasar; Kepo dan Ngga percayanan. Maksud saya sih sebenarnya, udah kepo nggak percayanan lagi. Aku jujur sering menemukan sesosok manusia yang seperti itu lho, guys. Contoh; “eh, Guh... kamu itu sebenernya sama Pevita Pearce ada hubungan apa?” aku jawab, “ooh, engga ada hubungan apa-apa, aku sama dia Cuma temenan.” Eh, dia malah balas, “Masa??? Bohong ah.” Ini gimana ceritanya, dia tanya tapi dia yang mengingkari. Kamu juga pernah menemukan jenis manusia seperti itu yakan?.

Nah, di kehidupan sosial masyarakat ngapak juga demikian. Ada 3 kata yang sering ditunjukkan warga ngapak ketika sedang menunjukkan ketidakpercayaan. Ketiga kata itu adalah; Ader, Loken & Sung. Ader, dibaca apa adanya dengan pengucapan (e) seperti kata (entah). Loken, pengucapan (e) diucapkan seperti ketika sedang mengatakan (Embrio), mungkin kalau aku nulisnya ader dan lokEn begitu, kalian bisa membedakan cara memprononsasikan kedua kata itu. Sedangkan sung dibaca apa adanya, kalian tidak perlu mengucapkannya menjadi sang atau sunj, tetep dibaca sung.

Sama seperti ketika kalian mengucapkan kata, “masa” ketiga kata itu juga diucapkan dengan menambahkan tanda tanya di depannya. Ader ? = Masa? LokEn ? = Masa? Untuk kata terakhir (sung) sebenarnya memiliki kedekatan arti dengan “sumpah” makanya terkadang kita menambahinya dengan kata lain “onong”.

Namun konteks antara ader dengan loken itu berbeda walaupun dua-duanya memiliki arti “masa?”. Contoh;

Ader koen kaya kuwe, guh?

Loken koen pan dadi wong kaya kuwe?

Arti harfiahnya, “Masa kamu orangnya kayak gitu sih, guh?”

Arti harfiahnya, “Masa kamu mau jadi orang yang kayak gitu?”

 

Gimana? Kira-kira kamu bisa memahami perbedaan konteks antara ader dengan loken ngga? Kalau belum mengerti, bisa tanyakan di DM Instagram aku ya. Disini. Kita bisa bahas lebih lanjut.

            The last but not the least, Bah!

Ya, hampir mirip dengan ciri khas orang Batak ya yang suka ngucap BAH. Tapi untuk konteks penggunaannya sendiri aku kurang paham apakah sama atau tidak. Nah, disini, orang-orang mengucapkan bah dengan variasi intonasi. Tidak selalu tinggi, kadang juga diucapkan dengan suara yang lirih. Tidak melulu diucapkan BAH!!! Kadang juga diucapkan dengan BAH tanpa tanda pentung atau cukup dengan bah.

            Bah disini sangat identik dengan orang desa Grinting. Sampai-sampai jika ada orang tetangga desa denger kami bilang “bah”, dia akan segera mengetahui bahwa kami adalah penduduk desa Grinting. Nah, untuk konteksnya sendiri digunakan saat orang menunjukkan rasa kurang syukurnya atau saat orang kurang menghargai jerih orang lain.

“Dek, ini aku seharian kerja dapat uang 500 ribu.”

“Bah, 500 ribu sih dapat apa?”

           

Oke itulah pelajaran bahasa ngapak kita hari ini. Bagaimana? Sudah paham dengan pelajaran yang pertama ini? mudah kan? Ya kan? ... Hah....? belum paham? ARIKLING !!!! wkwk. Tetap ikuti video-video dan artikel-artikel aku tentang dunia bahasa ya. Mari kita lestarikan bahasa lokal kita. Terutamanya bahasa ngapak. Inget, ora ngapak, keplak.!

2 komentar:

Give your comment here, please

LJK Kuis Bhs. Inggris Set 1

  Ku Peluk Hatimu - NOAH Soal bisa dilihat di pdf yang sudah saya kirimkan LJK Kuis set-1 klik aja disini